Selasa, 28 April 2015

Kawah Putih


Kawah Putih adalah tempat wisata di Bandung yang paling terkenal. Berlokasi di Ciwidey, Jawa Barat, kurang lebih sekitar 50 KM arah selatan kota Bandung, Kawah Putih adalah sebuah danau yang terbentuk akibat dari letusan Gunung Patuha. Sesuai dengan namanya, tanah yang ada di kawasan ini berwarna putih akibat dari pencampuran unsur belerang. Selain tanahnya yang berwarna putih, air danau kawasan Kawah Putih juga mempunyai warna yang putih kehijauan dan dapat berubah warna sesuai dengan kadar belerang yang terkandung, suhu, dan cuaca.
Kawah Putih Ciwidey berada di kawasan pegunungan yang mempunyai ketinggian lebih dari 2.400 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, suhu udara di kawasan Kawah Putih tentu saja dingin dengan suhu 8 derajat Celsius sampai dengan 22 derajat Celsius, oleh karena itu jangan lupa membawa jaket atau memakai pakaian yang tebal.
Selain untuk dinikmati keindahannya oleh para wisatawan, Kawah Putih Ciwidey juga sering kali menjadi tempat kegiatan lain, misalnya pengambilan gambar film, melukis, foto pengantin, sampai dengan kegiatan mendaki dan berkuda.
 Cerita mengenai Kawah Putih bermula pada abad ke 10 di mana terjadi sebuah letusan hebat oleh Gunung Patuha. Setelah letusan ini, banyak orang beranggapan bahwa lokasi ini adalah kawasan angker karena setiap burung yang terbang melewati kawasan tersebut akan mati.

Seiring dengan berjalannya waktu, kepercayaan mengenai angkernya tempat ini mulai pudar, sampai akhirnya pada tahun 1837 ada seorang ahli botani dengan kebangsaan Jerman datang ke kawasan ini untuk melakukan penelitian. Peneliti yang bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn tersebut sangat tertarik dengan kawasan pegunungan sunyi yang bahkan tidak ada burung yang terbang di atasnya sehingga ia berkeliling desa untuk mencari informasi. Pada saat itu, seluruh informasi yang ia dapatkan adalah bahwa kasawan tersebut angker dan dihuni oleh mahluk halus.
Bagi Dr. Franz Wilhelm Junghuhn, pernyataan masyarakat setempat tersebut tidaklah masuk akal. Karena tidak percaya dengan cerita-cerita tersebut, ia pergi ke dalam hutan rimba untuk mencari tahu apa yang ada di sana. Singkat cerita, akhirnya Dr. Franz Wilhelm Junghuhn berhasil mencapaipuncak gunung, dan dari sana ia melihat keberadaan sebuah danau indah berwarna putih dengan bau belerang yang menyengat.

Sejak itu, keberadaan Kawah Putih Ciwidey menjadi terkenal dan mulai dari tahun 1987 pemerintah mengembangkan kawasan ini sebagai tempat wisata yang menawarkan pengalaman unik melihat danau yang dapat berubah warna.

Minggu, 26 April 2015

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta (Jogja) atau sering disebut dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di jantung provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Indonesia. Karena tempatnya berada di tengah-tengah Jogja, dimana ketika di ambil garis lurus antara Gunung Merapi dan Laut Kidul, maka Keraton menjadi pusat dari keduanya. Keraton atau Kraton Jogja merupakan kerajaan terakhir dari semua kerajaan yang pernah berjaya di tanah jawa. Ketika kerajaan hindu-budha berakhir kemudian di teruskan dengan kerajaan islam pertama di Demak, lalu berdiri kerajaan yang lain seperti Mataram islam yang di dirikan oleh Sultan Agung lalu berjalan dan muncul Keraton Jogja yang didirikan oleh Sultan Hamengku Bowono I. Hingga sekarang, keraton Jogja masih menyimpan kebudayaan yang sangat mengagumkan.
Dalam perkembangannya, Keraton Jogja banyak mengalami masa pasang surut kepemimpinan dan terjadi perpecahan. Yang paling terkenal adalah perjanjian Giyanti pada tahun 1755, dimana kerajaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu wilayah timur yang sekarang menjadi keraton surakarta (solo – petualangan selanjutnya ) dan wilayah barat yang disebut dengan Keraton Jogjakarta. Namun, Keraton Jogja juga banyak menyimpan sejarah yang tak bisa dilupakan begitu saja oleh bangsa Indonesia, termasuk dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Cukup banyak untuk di kaji dan ditulis.
Selain itu, Keraton Jogja sangat kental dengan warisan budaya etnik jawa yang sangat menajubkan yang masih bisa di temukan di sekitar dan dalam keraton sendiri. Ketika Petualang ke Keraton Jogja maka, itulah gambaran sederhana tentang budaya dan keindahan tanah jawa. Semua hampir terwakilkan dalam satu tempat yang menarik dan sangat memukau. Bagaimana tidak, di Keraton masih banyak menyimpan tentang berbagai kesenian, hasil budaya, ragam pakaian adat dan bentuk rumah ala jawa yang indah. Tidak berhenti disitu saja, di Keraton Jogja juga mempertunjukkan bagaimana supelnya orang jawa dalam berkomunikasi dan bersapa dengan semua orang yang datang disana. Sangat eksotis dan menarik.
Untuk menuju Keraton Jogja sangat mudah, karena letaknya persis di pusat kota Jogjakarta. Walaupun begitu, Petualang juga harus cekatan dan bisa menghafal rute yang bisa di lewati untuk menuju Keraton Jogja. Untuk Petualang yang melaju dari Semarang atau Wonosobo(kretek – langsung ke ring road barat) silakan melewati rute :  Ungaran– Ambarawa – Magelang – Jl magelang jogja – Terminal Jombor – Jl Diponegoro (Tugu Jogja belok kanan) – Jl Mangkubumi – Jl Malioboro – Jl Ahmad Yani – Jalan Senopati – Jl Brigjend Katamso – Jl Ibu Roswo – Jl William – Jl Kesatriyan – Keraton Jogja. Untuk yang dari Solo atau Klaten atau Kebumen juga hampir sama hanya berbeda cara rute masuk dalam kota saja. Tidak usah pusing, karena plang jalan di Jogjakarta sangat membantu menemukan Keraton Jogja.
Tiket masuk ke Keraton Jogja sangat terjangkau, hanya menyisihkan uang sekitar Rp. 10.000,- bisa menikmati hampir semua lingkungan istana yang berdiri megah dan indah. Petualang di haruskan untuk tidak memakai topi atau kaca mata bila masuk ke lingkungan keraton, bukan apa-apa hanya untuk menghormati kebudayaan jawa. Jam berkunjung ke Keraton untuk hari Ahad dan hari lainnya di batasi dari jam 07 am – 12 am. Tips : Silakan untuk datang ke Keraton Jogja sekitar jam 9, karena ada pementasan tari khas jawa seperti Serimpi yang dilakukan secara apik dan menajubkan.

Istana Jogja, sebagai representasi dari budaya jawa bisa ditemukan ketika Petualang masuk ke dalam Keraton, seperti pergelaran tari-tari jawa tentang berbagai cerita (babad tanah jawa, epic ramayana) yang dipentaskan oleh penari yang handal dan mampu memukau menarik penonton seperti terbawa suasana sakral yang sangat menghipnotis. Di iringi suara gemelan yang mengalun indah bercampur dengan bait-bait jawa dilantunkan indah
oleh pesinden danwarangono Keraton Jogja. Selain tari, juga disajikan pentas wayang orang yang sangat menarik untuk di lihat, wayang orang ini berbeda dengan kebanyakan karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan ballet. Pementasan tari jawa tersebut dilakukan di tempat terbuka mirip dengan pendopo Keraton, jadi petualang bebas leluasa menyaksikan dari berbagai sudut. Kesempurnaan dari sebuah budaya jawa, tarian yang indah layak untuk dilihat.
Melihat sudut Keraton yang lain seperti Kedhaton, dimana kedhaton ini merupakan tempat bertemunya Raja dengan semua pemangku Keraton. Dengan suasana bangunan joglo yang indah dengan beberapa ornamen ala jawa arab yang menghiasi di setiap tembok dan pilar, juga berbagai macam tanaman rindang menambah suasana sakral jawa lebih sejuk dan menarik. Pilar-pilar yang berjajar sedemikian rupa menambah gagah dan kuatnya Keraton Jogja waktu itu. Beberapa bangunan taman juga menghiasi setiap sudut komplek Kedhaton Keraton Jogja. Ada yang menarik dikomplek Kedhaton tersebut, ketika Petualang masuk pintu area Karaton maka akan selalu bertemu dengan para penjaga (pekerja khusus) Keraton atau yang biasa di sebut dengan Abdi Dalem.
Abdi Dalem tersebut tidak boleh atau dilarang untuk mungkur (ina : membelakangi Kedhaton). Jadi sang Abdi Dalem akan selalu menghadap ke arah Kedhaton, bukan membelakangi kedhaton. Ketika Penulis tanya alasanya, maka dengan bahasa jawa khas dan menarik secara ringkas sang Abdi dalem mengatakan bahwa Kedhaton merupakan simbol Raja, disana tempat Raja duduk dan begitulah salah satu cara untuk menghormati kepada Raja. Menarik sekali bukan?
Didalam Keraton juga disajikan berbagai budaya jawa yang indah seperti batik yang merupakan warisan budaya jawa yang sudah diakui secara internasional. Beberapa lukisan, keris, foto raja-raja jawa, silsilah raja jawa, dan berbagai hasil budaya jawa. Ketika masuk di rumah batik, disana dilarang untuk memotret. Karena semua motif batik disana merupakan ciri Keraton Jogja yang merupakan simbol dari istana jawa yang hanya boleh dicetak dan dipakai di lingkungan istana saja. Beragam motif batik istana sangat menarik memang, desain yang khas dan berbeda dengan kebanyakan batik.
Beberapa alat gamelan juga ditampilkan di Istana Jogja, gamelan berasal dari kata gamel yang berarti memukul. Gamelan sendiri merupakan alat musik khas jawa dimana permainan musik ini dilakukan dengan mengunakan alat seperti kenong, kempul, kendhang, gong, suling, kecapi dan lain sebagainya. Gamelan sendiri dimainkan bersama penyanyi yang disebut dengan Sinden(perempuan) atau Warangono (lelaki) seperti yang di pentaskan ketika masuk ke komplek Istana Jogja dimuka. Ketika memasuki ruang lukisan, banyak dijumpai lukisan bersejarah seperti raja-raja jogja, istri dan anak-anak raja jogja, lukisan tentang kemerdekaan, dan berbagai macam pengambaran tentang keraton. Jika Petualang masuk ke area lukisan jangan lupa untuk masuk ke lukisan yang sakral dan penuh misteri, begitu kata abdi dalem. Lukisan tersebut hanya ada beberapa saja, di tempatkan tersendiri.
Misterinya adalah ketika petualang melihat lukisan raja jawa tersebut, maka lihat sepatu slop yang dipakai sang raja, ketika Petualang berada di sebelah kiri lukisan maka sepatu tersebut akan mengarah ke arah petualang. Nah, cobalah untuk berjalan ke sebelah kanan sambil melihat arah sepatu Raja tersebut, ajaib memang, sepatu itu seolah-olah mengikuti kemana Petualang melangkah. Dari sudut manapun melihat, sepatu tersebut selalu mengarah kemanapun ke arah orang yang melihat.
Keraton Jogja sendiri sangat sejuk dan nyaman, jadi Petualang ndak usah takut apabila lelah dan capek. Karena rindangnya pepohonan dan kursi gazebo tersedia disana untuk duduk-duduk dan bersantai sejenak ketika habis berjalan disekitar Istana. Keraton Jogja, budaya dan keindahan jawa ada disana. Jadi, jadwalkan kesana apabila Petualang berada di Jogjakarta.


Sabtu, 25 April 2015

Pasar Apung Sungai Barito

Pasar merupakan sebuah tempat dimana bertemunya para pedagang dan pembeli. WPDC kali ini main ke sebuah pasar, tapi bukan pasar biasa. Para pedagangnya menjajakan barang jualannya disebuah perahu. Perahu? Yah, mereka berjualan diatas sebuah sungai besar bernama Barito. Terletak di kota Banjarmasin,Kalimantan Selatan.
Dikenal dengan nama pasar terapung sungai Barito atau pasar terapung Muara Kuin, pasar tradisional ini memulai aktivitasnya mulai saat subuh. Kalau kamu mengira mereka berjualan hanya disekitar tepian sungai, maka dugaan kamu salah! Karena para pedagang juga ada sampai yang ke tengah, mungkin cari posisi yang pas dan feng shui juga bagus.
Perahu yang digunakan pun ukurannya beragam jenis, mulai dari yang kecil hingga yang lumayan besar. Kalau yang kecil itu namanya perahu jukung. Awal mulanya kebanyakan masih menggunakan jukung para pedagang untuk berjualan. Tetapi semakin banyak barang dagangan yang dijual, beberapa pedagang mengganti ukuran perahunya dengan yang besar. Yah, supaya muat lebih banyak.
Pedagang mayoritas di pasar terapung adalah kaum perempuan, dengan menggunakan pakaian tanggui dan caping lebar khas Banjar terbuat dari daun rumbia mereka siap berjualan dan melayani pembeli. Lalu bagaimana para pembelinya? Tidak mungkin mereka berenang atau menggunakan jet ski kan? Tentu para pembeli menggunakan jukung juga dengan status punya sendiri atau sewa.
Barang dagangan yang dijual sama seperti pasar tradisonal lainnya, mulai dari sayur-mayur, buah-buahan, ikan, sembako, mainan dan lain sebagainya. Dulu kala pasar terapung ini sangat ramai sekali aktivitasnya, sehingga jika sedang ramai dan perahu berdesak-desakan para pembeli bisa loncat dari satu perahu ke perahu lainnya untuk membeli barang. Tetapi kini semua sedikit berubah kondisinya, karena adanya pasar di darat. Semoga saja pasar terapung mampu bertahan hingga cucu kamu lahir nanti, dan tetap menjadi objek yang bisa dikunjungi saat sedang berada di Banjarmasin.

Sumber : http://waktupulang.com/2014/09/24/pasar-terapung-sungai-barito-kalimantan/

Rabu, 22 April 2015

Danau Toba

Danau toba adalah sebuah danau vulkanik yang sejatinya merupakan bekas kawah letusan gunung terbesar di dunia, dengan sebuah pulau di tengahnya yang diberi nama pulau Samosir.
        Danau toba memiliki luas 1707 Km persegi atau lebih dari dua kali luas Singapura, terbentuk dari letusan gunung purba raksasa yang menurut beberapa penelitian disaat letusannya sempat merubah iklim dunia dan membawa dunia ke dalam zaman es. Letusan raksasa tersebut hampir memusnahkan manusia di dunia ini. Peninggalan letusan tersebut masih bisa dilihat berupa kaldera terbesar di dunia yang saat ini terisi air menjadi danau Toba. Pulau samosir adalah bagian kaldera yang tidak terendam air, terletak di tengah-tengah danau Toba dan merupakan pusat dari kebudayaan Batak.
Danau toba merupakan salah satu tujuan wisata populer di indonesia, mesti demikian tempat ini sebenarnya tidak terlalu ramai, sehingga cocok untuk anda yang ingin bersantai.
Untuk mencapai danau Toba, Dari kota Medan anda bisa menuju Parapat dengan lama perjalanan sekitar 5 Jam. Apabila anda tiba di Medan menggunakan pesawat terbang, dari bandara pertama anda harus menuju terminal Bus Amplas menggunakan kendaraan umum No 64 dengan harga Rp. 3000 / Orang. Dari terminal Amplas ambil Bus menuju Parapat dengan tarif sekitar Rp. 22.000 / Orang. Apabila anda ingin lebis simple, anda bisa menyewa mobil dengan tarif sekitar Rp. 450.000 sudah termasuk driver dan bahan bakar, atau bisa menggunakan Taxi.
Alternatif lain menuju danau Toba ialah dengan menggunakan kereta api. Perjalanan menggunakan kerteta api menuju Pematang Siantar atau Tebing Tinggi menyguhkan pemandangan yang tak akan terlupakan, sangat indah. Dari sini anda bisa melanjutkan perjalanan ke Parapat dengan menggunakan Taxi.
Pemandangan eksotis lain akan anda dapatkan ketika anda menaiki ferry menuju pulau samosir, suasana yang memberikan ketenangan batin. Selama perjalanan anda bisa menikmati jajanan yang banyak dijajakan oleh pedagang asongan yang ramah.
Dari Parapat perjalanan dilanjutkan dengan menaiki perahu / kapal ferry menuju pulau samosir dengan tarif Rp. 7000 / Orang, tujuannya ialah Tuktuk Siodang di pulau Samosir. Tuktuk adalah salah satu tempat yang tepat untuk menikmati danau Toba, di sini juga banyak terdapat hotel & penginapan yang dapat anda gunakan.

Selain menikmati keindahan alam dan danau serta keramahan penduduknya, selama berada di Samosir anda bisa melihat objek wisata lain seperti melihat kuburan batu, Simando, Ambarita (meja batu tempat hukuman tradisional Batak) atau berenang di kolam air panas alam.

Selasa, 21 April 2015

Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah salah satu kompleks candi yang terkenal di Indonesia dan ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1991 selain Candi Borobudur. Tidak sama denganCandi Borobudur yang merupakan candi Buddha, Candi Prambanan adalah sebuah kompleks candi Hindu.
Meskipun demikian, Lokasi keduanya yang berada di Jawa Tengah juga membuktikan bahwa dahulu umat Buddha dan Hindu hidup berdampingan dengan rukun. Kedua candi besar ini juga menjadi bukti kemajuan peradaban manusia pada saat itu karena mampu membangun candi-candi dengan seni arsitektur yang luar biasa tanpa bantuan teknologi canggih.
Kompleks Candi Prambanan juga disebut memiliki seribu buah candi karena adanya cerita rakyat Roro Jonggrang, namun sebenarnya hanya ada sekitar 240 candi di kompleks tempat wisata ini. Tempat wisata ini menghadap timur, tetapi terdapat empat pintu masuk di masing-masing mata angin. Gerbang utama candi ini adalah yang berada di sebelah timur.
Candi ini merupakan persembahan bagi Dewa Siwa yang dalam ajaran Hindu dikenal sebagai Dewa Penghancur. Menurut prasasti Siwaghra yang saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, nama asli kompleks candi ini adalah Siwaghra yang berasal dari bahasa Sansekerta, yang mempunyai arti Rumah Siwa.
Karena statusnya sebagai candi persembahan untuk Dewa Siwa, maka candi induk di kompleks ini adalah candi Dewa Siwa yang mempunyai tinggi 47 meter. Candi induk ini diapit dua candi yaitu candi Dewa Wishnu dan candi Dewa Brahma yang masing-masing setinggi 33 meter. Candi ketiga dewa ini disebut dengan Candi Trimurti. Di dalam Candi Trimurti terdapat arca masing-masing dewa. Di depan ketiga candi dewa terdapat tiga Candi Wahana yang mewakili kendaraan masing-masing dewa. Wahana Nandi untuk Dewa Siwa, Angsa untuk Dewa Wishnu dan Garuda untuk Dewa Brahma.
Selain candi-candi tersebut, masih ada banyak sekali candi lain di kompleks ini, yaitu Candi Kelir, Candi Apit, Candi Patok, dan Candi Perwara. Semua candi ini mengelilingi Candi Trimurti. Untuk Candi Perwara, peletakan candi dibagi menjadi empat lapisan atau zona yang disebut sebagai gambaran empat kasta manusia dalam ajaran Hindu. Lapisan terluar diperuntukkan untuk sembahyang kasta sudra, lapisan yang lebih dalam untuk waisya dan dua lapisan berikutnya masing-masing untuk ksatrya dan brahmana.
Selain berbagai tipe candi tersebut, di tempat wisata ini juga terdapat relief yang menceritakan tentang dua kisah fenomenal dalam Hindu yaitu Ramayana dan Krishnayana. Relief ini berada di dinding bagian dalam dari pagar yang mengelilingi Candi Trimurti. Relief Ramayana menceritakan tentang perjuangan Rama yang dibantu oleh Hanoman untuk merebut Shinta, istrinya yang diculik oleh Rahwana. Untuk Krishnayana, relief ini menceritakan tentang perjalanan hidup Krishna sebagai awatara atau reinkarnasi dari Dewa Wishnu.
Di kompleks Candi Prambanan terdapat sebuah museum berbentuk rumah joglo. Museum ini berisi koleksi benda-benda yang berhasil ditemukan di sekitar candi dahulu seperti arca dan bebatuan purbakala. Awal berdirinya kompleks Candi Prambanan memiliki dua kisah yaitu cerita rakyat mengenai Roro Jonggrang dan sejarah dibangunnya candi ini pada masa kerajaan Hindu di Jawa yang diperoleh dari hasil penelitian para ahli.
Candi Prambanan dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang. Cerita rakyat ini bermula dari Roro Jonggrang, putri kerajaan yang kecantikannya tak diragukan lagi. Banyak pemuda yang datang dengan maksud melamar sang putri, termasuk Bandung Bondowoso. Meskipun Bandung Bondowoso terkenal sakti dan kuat, namun Roro Jonggrang tidak menyukainya. Setelah berpikir lama, akhirnya Roro Jonggrang mengatakan bersedia menjadi istrinya, namun Bandung Bondowoso harus bisa membangun 1.000 candi dalam waktu semalam. Karena sangat yakin dengan kekuatan yang dimilikinya, pemuda itu menyanggupinya.
Dengan bantuan jin Bandung Bondowoso telah berhasil membangun 999 candi. Roro Jonggrang merasa takut, sehingga muncul ide untuk menumbuk padi yang akan membuat ayam berkokok. Ketika mendengar ayam telah berkokok sementara jumlah candi yang dibangun belum mencapai target, Bandung Bondowoso menjadi bingung dan marah saat tahu itu semua hanya tipuan Roro Jonggrang yang bertujuan untuk menggagalkan usahanya. Akhirnya, Bandung Bondowoso pun mengutuk sang putri menjadi sebuah candi untuk melengkapi jumlah candi yang dimintanya. Candi Dewa Siwa yang merupakan candi induk itulah yang dipercaya sebagai perwujudan Roro Jonggrang setelah dikutuk.
Diluar cerita rakyat yang beredar, Candi Prambanan diperkirakan dibangun pada abad ke-9 atau pada masa Dinasti Sanjaya. Para peneliti mengatakan, tak lama setelah dibangun, Candi Prambanan tidak terurus dengan baik sehingga banyak kerusakan yang terjadi di bangunan ini.
Candi Prambanan ditemukan kembali pada tahun 1733 oleh CA Lons, seorang warga Belanda. Penemuan ini lebih awal jika dibandingkan dengan penemuan Candi Borobudur oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Setelah ditemukan, kompleks Candi Prambanan mulai diperbaiki dan dilakukan berbagai upaya rekonstruksi. Saat ini, Candi Prambanan menjadi kompleks candi Hindu termegah di Indonesia
Di kompleks candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini, Anda dapat melakukan berbagai hal menyenangkan: Sama seperti Candi Borobudur, di tempat wisata ini juga terdapat relief bercerita. Cara membaca relief ini pun sama, Anda harus masuk dari pintu sebelah timur kemudian berjalan mengitari Candi Trimurti searah putaran jarum jam. Relief di bagian dalam pagar ini memiliki dua kisah yaitu mengenai Ramayana dan Krishnayana.
Tak perlu bingung jika kesulitan membaca relief tersebut. Anda bisa menggunakan jasa pemandu di kompleks Candi Prambanan. Anda juga dapat pergi ke museum yang berada di bagian utara kompleks candi untuk mendapatkan informasi seputar tempat wisata ini. Menariknya, untuk masuk ke museum ini Anda tidak perlu mengeluarkan
Anda bisa mengambil foto dari berbagai sudut dan Candi Prambanan akan selalu tampak cantik kokoh berdiri. Pada malam hari, tempat wisata ini semakin cantik dengan lampu-lampu yang menyala dan mengarah ke Candi Trimurti. Candi ketiga dewa tersebut tampak berdiri megah dengan cahaya keemasan.
Anda bisa berkeliling tempat wisata seluas 39,8 hektar ini dengan berjalan kaki. Pelataran kompleks ini ditanami banyak tumbuhan sehingga tampak seperti taman yang luas. Berjalan sambil mengamati ukiran pada setiap candi tentu akan membuat Anda lebih kagum pada hasil karya besar ini. Ukiran di candi-candi ini tampak mustahil dikerjakan oleh manusia pada saat teknologi belum berkembang di zaman dahulu.
Di kompleks tempat wisata ini telah dibangun banyak kios yang menjual suvenir khas Candi Prambanan seperti kaos, gantungan kunci, kalung, gelang sampai miniatur candi. Tak hanya suvenir Candi Prambanan, di sini Anda juga bisa menemukan miniatur dan kaos Candi Borobudur.
Jika ingin menikmati Candi Prambanan dengan cara yang berbeda, datanglah pada malam purnama setiap bulannya pada pukul 20.00 – 22.00. Pada saat itu, digelar pertunjukan sendratari Ramayana di panggung terbuka trimurti dengan latar ketiga candi dewa yang disoroti lampu. Pertunjukan di panggung terbuka ini hanya dilakukan pada saat musim kemarau, sedangkan pada musim hujan, lokasi pertunjukan dipindahkan ke panggung tertutup. Setiap hari: 06:00 – 17:00 (Pada saat digelar pertujunkan sendratari Ramayana, Anda masih bisa masuk ke Candi Prambanan pada malam hari setelah membeli tiket)
Dewasa: 30.000 Rupiah untuk WNI dan 18 USD untuk WNA
Anak-anak: 12.500 Rupiah untuk WNI dan 9 USD untuk WNA
Candi Prambanan terletak di dua kabupaten dan dua provinsi sekaligus yaitu Sleman, Yogyakarta, dan Klaten, Jawa Tengah. Jika ingin menggunakan kendaraan umum, Anda bisa naik bus Trans Jogja 1A dari Jalan Malioboro, Yogyakarta. Waktu tempuh untuk menuju ke Candi Prambanan adalah sekitar satu jam.
Sumber : http://anekatempatwisata.com/wisata-jogja-candi-prambanan/

Minggu, 19 April 2015

Jam gadang

Jam Gadang merupakan sebuah bangunan bersejarah yang terletak di pusat kota Bukittinggi dan merjadi mascot atau ikon utama bagi masyarakat sekitar. Jadi tidak heran anda akan direkomendasikan untuk mengunjungi objek wisata jam gadang ketika baru pertama kalinya berkujung ke daerah tersebut.
Berdasarkan sejarahnya, Objek wisata Jam Gadang ini di bangun sekitar tahun 1826 yang di peruntukan untuk sekertaris kota Bukittinggi yang bernama Rook Maker dari Ratu Belanda, Controleur. Bangunan ini mempunyai tinggi sekitar 26 meter yang dihiasi dengan pemandangan jam dinding besar di setiap sisinya. Sultan Gigi Ameh dan Yasin merupakan dua orang arsitek yang di tujukan untuk membangun jam gadang dengan biaya pembangunan sekitar 3 ribu gulden pada masa itu.
Selama objek wisata jam gadang berdiri di pusat pemerintahan Bukittinggi, bagunan ini telah mengalami 3 kali renovasi pada bagian atapnya. Di mana pada zaman Belanda, atap dari jam gadang ini mempunyai bentuk yang bulat dengan sebuah objek patung ayam jantan berdiri di atasnya. Pada zaman penjajahan negara Jepang di Indonesia, mereka kemudian merubah penampilan atapnya dengan bentuk seperti atap klenteng. Dan ketika Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, atap dari jam gadang tersebut di rubah dengan bentuk seperti atap rumah adapt minangkabau.
Jika anda perhatikan dengan lebih seksama, anda akan melihat bulatan jam dinding yang menghiasi bangunan tersebut dengan diameter 80 cm. Anda pun pasti akan bertanya – tanya ketika melihat angka empat pada jam tersebut yang terbilang cukup unik dengan lambang IIII, hal tersebut karena mereka belum mengenal huruf romawi IV pada saat pembangunan jam gadang.
Selain para wisatawan dapat menikmati bangunan bersejarah jam gadang di kota bukittinggi, mereka juga dapat menikmati kawasan sekitar objek wisata dengan menggunakan kendaraan tradisional masyarakat sekitar seperti andong atau yang lebih dikenal dengan nama Bendi. Biaya yang dikeluarkan untuk menaiki kendaraan tersebut pun cukup murah, mulai dari 25 ribu rupiah hingga 50 ribu rupiah tergantung pintarnya anda melakukan negosiasi harga.
Di dekat objek wisata jam gadang anda pun dapat berkunjung ke Pasar Atas untuk mencari berbagai macam pernak pernik ataupun benda – benda kerajinan khas Bukit tinggi. Namun pasar tersebut biasanya akan ramai menjajakkan jualannya pada hari Minggu, Rabu dan Sabtu, dengan harga yang jauh lebih murah dari tempat – tempat berbelanja lainnya.

Sumber : http://indonesiaexplorer.net/objek-wisata-jam-gadang-bukittinggi.html

Jumat, 17 April 2015

Danau Sentani Papua

Papua adalah salah satu wilayah di Indonesia yang juga menyimpan banyak potensi keindahan alam selain Raja Ampat Papua yang begitu memukau ditempat ini juga terdapat Danau Sentani yang terdapat di Papua, keindahan danau ini memang begitu menggoda sehingga tak heran banyak wisatawan yang memilih untuk mengunjungi Danau di Papua ini. Selain pemandangan yang asri, anda juga bisa menikmati kegiatan warga sekitar yang biasa mencari ikan di danau ini, berikut lebih lengkap mengenai Wisata Danau Sentani Papua.
Letak Danau Sentani ini adalah di Jayapura, Papua danau ini berada di lereng pegunungan cagar alam Cycloops, danau ini sendiri memiliki luas sekitar 9.360 hektar, karena cukup luas danau ini menjadi danau paling luas di Papua. Danau Sentani ini begitu mudah di jangkau karena hanya berjarak 50 KM dari Ibukota Jayapura. Yang lebih menarik lagi, Danau Sentani ini ternyata dikelilingi oleh pemukiman warga masyarakat asli Papua yang kebanyakan masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani.
Yang perlu anda ketahui dari Wisata Danau Sentani Papua ini adalah koleksi ikan yang hidup di dalamnya, yaitu spesies ikan air tawar langka khas papua seperti ikan pelangi merah yang cantik dan ikan hiu gregaji yang sangat langka. Para pengunjung juga bisa menyelam di danau ini, juga memancing dan berselancar. Di danau sentani ini juga terdapat berbagai macam kuliner khas papua yang dijajakan oleh penduduk sekitar danaui ini.
Tak hanya itu, anda bisa merasakan udara sejuk danau yang dikelilingi gunung ini dengan menyewa boat, dan tentu nya lebih seru jika beramai-ramai menghirup udara danau yang begitu sejuk dan alami. Saya yakin, pemandangan alam yang indah nan sejuk akan membuat sobat sekalian ketagihan untuk mengunjungi objek wisata danau sentani papua ini, buktikan saja sendiri dengan berkunjung ke wisata yang letaknya di Kota Jayapura, Papua, Indonesia.
Sumber : http://barabine.blogspot.com/2013/03/wisata-danau-sentani-papua.html



Rabu, 15 April 2015

Puncak Jayawijaya

Pegunungan Sudirman atau Sudirman Range di Provinsi Papua memiliki puncak yang terkenal, yaitu Puncak Jaya Wijaya atau Puncak Jaya yang diselimuti salju karena ketinggiannya mencapai 4.884 mdpl. Namun, salju tersebut diperkirakan akan menyusut akibat dari pemanasan global. 
Nama lain dari Puncak Jaya adalah Carstensz Pyramide atau Puncak Carstensz. Diambil dari nama seorang petualang asal Belanda, yakni Jan Carstensz, yang pertama kali melihat adanyapuncak gunung bersalju di daerah tropis. Pengamatan tersebut dilakukan olehnya melalui kapal laut. Hal itu baru terbukti kebenarannya setelah 3 abad kemudian, dan menjadi salah satuObjek Wisata Alam kebanggan Indonesia.
Sejarah Gunung Jaaya Wijaya ini dimulai pada tahun 1889, sebuah ekspedisi Belanda membuat peta Pulau Papua dan menemukan puncak gunung yang diselimuti salju sebagaimana dilaporkan oleh Carstensz. Untuk menghormati Carstensz, maka puncak gunung tersebut kemudia diberi nama sesuai dengan namanya. sedangkan, sebutan Puncak Jaya Wijaya merupakan pemberian Presiden Soekarno setelah berhasil merengkuh Kedaulatan Papua Barat dari Belanda. Pendaki pertama yang tercatat pernah menaklukan Puncak Jaya adalah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Heinrich Harrer pada tahun 1962.
Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua merupakan salah satu puncak gunung bersaljuyang ada di perlintasan garis khatulistiwa, selain pegunungan di Afrika dan Amerika Latin. Jika dilihat dari udara, Puncak Jaya Wijaya tampak seperti permadani hitam yang diselimuti oleh tudung putih. Jika matahari sedang cerah, maka hamparan salju tersebut akan memantulkkan cahaya mentari yang menyilaukan. Kandungan es di pegunungan ini diperkirakan mencapai 5% dari cadeangan es dunia yang berada di luar Benua Afrika. Namun, akibat pemanasan global jumlah tersebut dari tahun ketahun kian menyusut. Jika dilihat dari tipe gletsernya, kawasan bersalju di Jaya Wijaya masuk kedalam tipe Alpine Glaciation. Sementara gletser atau aliran lumuran salju diwilayah ini masuk ke dalam tipe Valley Glacier, yaitu aliran gletser yang mengalir dari tempat tinggi menuju daerah yang lebih rendah. Oleh sebab itu di daerah ini dimungkinkan terdapat aliran sungai es.
Jika Anda berminat menjelajahi Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua tentu saja hal utama yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan fisik, perbekalan, dan logistik. Latihan rutin di daerah dengan suhu dingin merupakan salah satu pembiasaan yang cukup efektif untuk menghindari ancaman hipotermia, yaitu hilangnya panas tubuh karena berada dia kawasan yang bersuhu sangat dingin. Disamping itu, aspek perizinan juga harus disiapkan jauh hari sebelum pelaksanaan pendakian. Sebab, selain karena mendan pendakiannya yang berat kawasan Papaua kerap kali dilanda kerusuhan, perang antar suku, serta gangguan keamanan lainnya.
Berbeda dengan Objek Wisata Gunung Inerie sebelumnya yang tidak perlu agen perjalanan khusus untuk mengunjunginya, maka Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua ini justru sebaliknya. Medan pendakian yang berat, proses perizinan yang rumit, serta jaminan keamanan ketika proses pendakian, mengharuskan Anda memanfaatkan jasa agen perjalanan yang berpengalaman. Berbagai agen perjalanan yang memiliki reputasi internasional telah menyediakan dua pilihan Jalur Pendakian Gunung Jaya Wijaya, yaitu jalur klasik melalui desa Ilaga atau jalur kedua yang lebih nyaman dengan menumpang helikopter menuju Basecamp Bukit Danau atau Danau Valley.
Jasa agen perjalanan tersebut biasanya akan menangani masalah perizinan, transportasi dari Jakarta menuju Papua, persewaan helikopter menuju basecamp, pemandu pendakian, asuransi, serta latihan dan pengkondisian tim sebelum pendakian di Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua. Tentu saja, biaya perorang untuk satu tim pendakian dengan menggunakan jasa agen perjalanan memerlukan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar USD 10.000 atau sekitar seratus juta rupiah lebih.

Apabila Anda memanfaatkan jasa agen perjalanan untuk menikmati Wisata Gunung ini, maka keperluan akomodasi dan berbagai fasilitas untuk pendakian di Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua biasanya telah menjadi bagian dari tanggung jawab agen perjalanan tersebut.

Selasa, 14 April 2015

Air Panas Banjar

Masih dalam rangka menyusuri tempat-tempat wisata yang ada di Pulau Bali bagian Utara, setelah singgah ke beberapa tempat wisata dan menempuh perjalanan yang cukup panjang. Akhirnya kami dari tim wisatakuliner.com sampai pada tujuan wisata berikutnya, sebuah pemadian air panas yang sudah cukup dikenal baik para wisatawan lokal maupun non-lokal. Pemandian ini dikenal dengan nama Pemandian Air Panas Banjar, terletak di Desa Banjar, Buleleng. Letaknya tidak terlalu jauh dari Pantai Lovina, hanya sekitar ±5 km ke arah barat, sedangkan dari Kota Singaraja berjarak ±25 km.
Setelah melakukan perjalanan wisata yang melelahkan, akhirnya dapat terobati ketika sampai di Pemandian Air Panas Banjar. Setelah mobil diparkir, kami pun bergegas masuk ke dalam area pemandian dengan membayar tiket masuk sebesar 5 ribu rupiah untuk setiap orang. Sedangkan untuk anak-anak dengan tarif 3 ribu rupiah. Beruntung waktu kami datang masih agak sore sehingga pemandiannya belum ditutup, karena pemandian air panas Banjar ini hanya buka dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore setiap hari.
Setelah membayar tiket masuk, kami harus berjalan beberapa meter untuk sampai di kolam pemandian. Disepanjang jalan menuju pemandian, terdapat beberapa penjual souvenir khas Bali yang berjejer sambil menawarkan barang dagangannya. Setelah sampai pada pintu masuk pemandian, ada seorang petugas yang akan memeriksa tiket masuk yang sebelumya sudah diberikan oleh panjaga yang di depan area parkir. Jadi sebelum memasuki pintu gerbang di pemandian jangan sampai tiketnya hilang, kalau sampai hilang, maka kita akan diminta untuk membeli tiket lagi di pintu masuk yang ke dua ini.
Begitu masuk, di dalam sudah terlihat banyak wisatawan lokal maupun non-lokal yang asyik dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang berenang kesana-kemari, anak-anak kecil yang bermain dan naik-turun sambil melompat ke dalam kolam, ada yang hanya duduk santai di tepi kolam, ada yang berendam tepat di bawah pancuran dan ada pula yang menikmati suasana kolam dari sebuah resto yang ada di sebelah kolam. Pemandian Air Panas Banjar ini terdiri dari tiga kolam dengan yang satu kolam agak terpisah dengan yang lainnya.
Untuk kolam yang pertama, ukurannya cukup kecil dengan aliran air panas yang keluar dari pancuran mulut naga yang berjumlah 8 buah. Kolam ini memilki lebar sekitar ±1,5 m dan kedalamannya mencapai 1 meter. Dan kolam yang kedua ukurannya jauh lebih luas dengan pancuran naga berjumlah 5 buah, sedangkan kedalaman kolamnya bertingkat. Yang dibawah pancuran sedalam 1 m, yang lebih jauh dari pancuran 1,5 m, dan sisi yang paling jauh dari pancuran sedalam 2 m. Sedangkan untuk kolam yang ketiga, letaknya ada diseberang kolam pertama dan kedua. Ukurannya sedang dengan tiga buah pancuran yang tingginya mencapai ±3,5 m.
Untuk setiap pancuran selalu dihuni oleh para pangunjung, mereka secara bergantian untuk bisa berada tepat dibawah pancuran. Apalagi untuk pancuran yang ada di kolam tiga, para pengunjung rela mengantri untuk bisa menikmati guyuran air panas dari dalam pancuran yang paling tinggi diantara pancuran yang ada. Ketika tubuh berdiri di bawah pancuran kolam ketiga, rasanya tubuh seperti dipijit-pijit, semua rasa lelah seakan terobati setelah berada di bawah pancuran. Biasanya para pengunjung yang sudah bisa berada di bawah pancuran, mereka akan menikmati aliran air panas dengan berlama-lama sampai merasa puas.
Sama seperti pemandian air panas pada umumnya, Pemandian Air Panas Banjar ini juga dipercaya masyarakat bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Setelah puas berendam air panas di dalam kolam, tubuh menjadi terasa lebih ringan dan siap untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Sehabis berendam, biasanya para pengunjung ada yang duduk santai di tepi kolam, menikmati sajian resto yang ada di samping kolam atau menikmati spa and massage yang ada di sebelah kamar ganti.

Minggu, 12 April 2015

Gua Liang Bua

Gua Liang Bua adalah salah satu situs arkeologi penting dunia. Di situs inilah ditemukan fosil Homo Floresiensis atau Manusia Flores. Tinggi badan manusia Flores sekitar 100 cm dan beratnya hanya 25 kg. Tengkorak manusia kerdil ini ditemukan seukuran buah jeruk dan diperkirakan hidup 13.000 tahun lalu. Mereka hidup bersama-sama dengan gajah-gajah pigmi dan kadal-kadal raksasa seperti komodo.
Gua Liang Boa terletak di Pulau Flores, tepatnya di Dusun Rampasasa, Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai Goa Liang Bua diperkirakan mulai terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Hal ini didapat dari uji laboratorium terhadap sampel sedimen di pojok selatan goa. Diperkirakan goa ini terbentuk dari arus sungai yang membawa bebatuan menembus gundukan bukit. Setelah melalui proses panjang, bebatuan itu menjadi batuan sedimentasi.
Pada tahun 2001 dilakukan eskavasi arkeologi di Goa Liang Bua, yang merupakan kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersamaUniversity of New England, Australia. Hasil penelitian arkeologinya baru diumumkan pada tanggal 28 oktober 2004, bahwa telah ditemukan fosil manusia cebol atau hobbit. Penemuan tersebut membuat goa Liang Bua menjadi menjadi sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan.
Akses ke Kawasan ini yaitu dari kota Kupang Ibukota provinsi NTT, naik pesawat dengan waktu tempuh satu setengah jam ke kota Ende di Pulau Flores. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Ruteng dengan angkutan umum berupa minibus selama sekitar empat jam. dilanjutkan  menuju Rampasasa, berjarak 13 km, dapat ditempuh dengan angkutan umum.
Sumber : https://wisatanusatenggara.wordpress.com/wisata-nusa-tenggara-timur/gua-liang-bua/