Taman Ujung Karangasem atau sering disebut
dengan nama Taman Sukasada, salah satu tempat wisata di Bali timur
yang sangat jarang di ketahui oleh wisatawan domestik.
Bagi
yang pernah melakukan foto pre wedding di Bali, tempat wisata
taman Sukasada pasti pernah di dengar atau memang melakukan foto pre
wedding. Pertanyaannya, apa hubungannya dengan Taman Ujung Karangasem
dengan foto pre wedding di Bali?
Taman
Ujung Karangasem, salah satu tempat favorit calon pengantin untuk melakukan
foto pre wedding. Baik calon pengantin orang Bali atau dari daerah lain di
Indonesia.
Malahan Taman
Ujung Karangasem Bali, lebih terkenal sebagi tempat pre wedding dibandingkan
sebagai objek wisata di Bali. Oleh karena itu, saya akan menuliskan untuk
anda para pembaca, tentang Taman Sukasada Karangasem. Karena Taman
Sukasada Karangasem memang sangat layak dipromosikan untuk menjadi salah satu
tempat wisata favorit di Bali.
Lokasi Taman Ujung Karangasem, berada di
banjar Ujung, Desa Tumbu kabupaten Karangasem Bali. Letaknya lumayan jauh dari tempat wisata Kuta Bali.
Jika anda menggunakan mobil, akan memakan waktu sekitar dua jam perjalanan,
memang lumayan jauh.
Jaraknya
sangat jauh, lalu apa bagusnya Taman Ujung Karangasem sehingga harus
meluangkan waktu liburan ke Taman Ujung Karangasem? Pertanyaan ini, sering
diajukan kepada saya, oleh pelanggan Wira Tour Travel Bali, saat membeli paket wisata di Bali.
Sangat
susah untuk menjawab dan meyakinkan wisatawan untuk wisata ke Taman
Ujung Sukasada, karena tidak pernah melihat langsung seperti apa taman
ini.
Yang
saya dapat berikan jawaban dari pertanyaan diatas, menanyakan kembali.
Apakah ada, rasa penasaran ingin melihat taman kerajaan Bali kuno, yang
masih terjaga seperti aslinya? Jika jawabannya iya, artinya anda tidak akan
sia-sia wisata ke Taman Ujung Sukasada Karangasem.
Yang membangun taman Ujung Soekasada
adalah raja karangasem, bernama I Gusti Bagus Jelantik. Memiliki gelar
dengan nama, Agung Anglurah Ketut Karangasem.
Taman
Ujung Soekasada dibangun pada tahun 1901 dengan nama kolam Dirah, artinya kolam
tempat pembuangan, bagi orang yang menguasai ilmu hitam. Serem juga ya!
Kemudian
pada tahun 1909, raja Karangasem memerintahkan seorang arsitektur Belanda,
bernama Van Den Hentz dan arsitektur orang Tiongkok, bernama Loto Ang, untuk
mengembangkan kolam Dirah, menjadi tempat peristirahatan Raja Karangasem.
Pembangunan
dari taman Ujung Soekasada, juga di bantu oleh arsitektur orang Bali dari
Kerajaan Karangasem. Selain
untuk tempat peristirahatan raja, dibangun juga tempat untuk raja Karangasem bersemedi
dan tempat untuk menjamu tamu kerajaan Karangasem. Pembangunan dari taman Ujung
Soekasada, selesai pada tahun 1921.
Tentunya saat wisata ke taman Ujung
Soekasada, tidak akan menarik jika hanya melihat kolam. Jika anda tidak
keberatan menaiki anak tangga, diatasnya terdapat bangunan pilar tanpa atap.
Nah
dari atas bangunan inilah, anda akan melihat keistemewaan pemandangan yang
ditawarkan oleh tempat wisata taman Ujung Karangasem.
Di
arah tenggara, anda akan melihat lautan biru dan pantai Ujung. Di bagian timur
dengan melihat ke bawah, pesona dan keunikan dari arsitektur taman Ujung
Soekasada, akan terlihat. Selain itu dibagian timur atas, anda akan melihat
bukit hijau, bernama bukit Bisbis.
Di
taman Ujung Soekasada terdapat 3 kolam besar yang terdapat dalam satu tempat,
hanya letak kolam dipisah-pisah. 1 kolam berada di bagian selatan dan 2 kolam
berada di bagian utara.
Di
tengah kolam bagian selatan, terdapat sebuah bangunan yang berada di tengah
kolam, nama dari bangunan ini adalah Bale Bengong. Bangunan dari Bale Bengong
tidak menggunakan dinding.
Kolam
yang berada di Utara, luasnya lebih besar dari pada kolam yang berada di
selatan. Di tengah-tengah kolam di bagian utara, terdapat jembatan yang
digunakan untuk melintasi kolam.
Ditengah
kolam yang dihubungkan oleh jembatan, terdapat bangunan yang dulunya digunakan
sebagai tempat peristirahatan raja Karangasem. Karena bagunan peristirahatan
raja ini terlihat menggantung, maka masyarakat setempat menyebutnya dengan nama
istana gantung.
Arsitektur dari istana peristirahatan raja
Karangasem memiliki keunikan tersendiri, karena penggambungan dari arsitektur
Eropa jaman pertengahan dan arsitektur Bali.
Ciri
khas dari arsitektur Eropa dapat dilihat dari terdapatnya kaca warna warni,
yang terdapat di dinding bangunan peristirahatan raja, mirip seperti desain
dari gereja yang ada di Eropa. Dari jendela dalam kamar peristirahatan raja,
anda dapat melihat kolam dengan bunga Tujung / Lotus yang berwarna putih dan
merah.
Arsitektur dari taman Ujung Soekasada, saat
ini tidak seperti aslinya. Hal ini dikarenakan terjadi berbagai peristiwa
sejarah, membuat arsitektur dari taman Ujung Soekasada mengalami
kerusakan. Seperti pada peristiwa penjajahan Jepang di Bali. Pagar besi digunakan
untuk sejata berperang oleh masyarakat sekitar.
Kerusakan
terparah terjadi pada tahun 1963, pada saat gunung Agung (gunung tertinggi di
Bali) meletus. Semenjak saat itu, taman Ujung Soekasada, tidak mendapat
perawatan.
Pada
tahun 2000, puri Karangsem dan pemerintah kabupaten Karangasem melakukan
perbaikan tanpa merubah bentuk asli dari taman Ujung Soekasada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar