Keunikan Desa Trunyan Bali
Tentang Pemakaman - Bali adalah sebuah daerah
wisata yang selalu memiliki keunikan yang berbeda dari objek wisata lain. Salah
satu tujuan wisata yang terkenal karena keunikannya adalah Desa Trunyan bangli, mengapa
dikatakan unik? bukan karena tempatnya yang membuat unik, tetapi karena
keunikan dalam hal pemakaman bagi orang yang telah meninggal. Pada umumnya
pemakaman di bali itu dilaksanakan dengan cara penguburan dan pembakaran
(Ngaben) walaupun dengan penguburan pun ujung-ujungnya juga harus diadakan
upacara pengabenan.
Namun berbeda dengan di desa trunyan,
desa yang disebut-sebut sebagai desa tertua di bali ini melaksanakan pemakaman
hanya dengan meletakkan mayatnya pada sebuah tempat khusus yang disebut 'seme
wayah'. Walaupun ditempat itu banyak mayat yang diletakkan begitu saja, namun
tidak ada bau busuk yang disebabkan oleh satu mayat pun disana. Mungkin ini
terlihat tidak lazim, tetapi itulah kenyataanya.
Desa trunyan ini terletak di sebelah
barat Danau Batur, dan dekat dengan Gunung Batur gunung yang menjadi
jajaran Geopark dan menjadi gunung pendakian. Desa Trunyan ini telah dikenal
oleh para wisatawan domestik maupun manca negara sebagai objek wisata unik di bali.
Untuk menuju ke "Seme Wayah" tempat
pemakaman mayat desa trunyan ini, ada 2 jalur yakni jalur pertama adalah jalur
darat dan yang kedua adalah jalur danau. Jika melalui jalur darat, maka akan
memakan waktu sekitar 45 menit dengan melewati desa penelokan. Jalur yang kedua
adalah jalur danau, pada jalur ini pun ada 2 cara penyebrangan yakni lewat desa
trunyan yang dapat memakan waktu sekitar 15 menit dan lewat pelabuhan kedisan
akan memakan waktu sekitar 45 menit. Namun saya akan merekomendasikan anda
untuk menempuh jalur danau dari desa trunyan. Melewati danau mengunakan sebuah
kapal boat yang dapat anda sewa termasuk menyewa seorang pemandu wisata dalam
satu paket jasanya.
Sesampai
di tempat pemakaman 'Seme Wayah' anda akan melihat sebuah tempat berbentuk
cekungan dan berundagan. Masuk ke dalam anda akan disambut oleh 2 candi yang
berisi jejeran tengkorak dan tempat meletakan kepingan uang bagi para
wisatawan. Terdapat sebuah pohon besar yang menjulang tinggi gagah yang
dinamakan 'Taru Menyan' Taru artinya Pohon dan menyan Artinya wangi. Konon yang
membuat mayat-mayat disini tidak berbau busuk adalah pohon ini, pohon yang
dapat menetraisis bau busuk yang disebabkan oleh mayat.
Melangkah lebih dalam anda akan menyaksikan
jejeran tengkorak manusia lengkap dengan tulang-tulang lainnya, bahkan anda mungkin
tidak akan sadar bahwa yang anda injak disana adalah sisa-sisa tulang dari
mayat yang dimakamkan disana. Jika anda beruntung, anda dapat menyaksikan mayat
yang masih utuh yang dimakamkan disana. Untuk menghindari binatang buas yan
merusak mayat, mayat yang baru dimakamkan akan diberi penghalang dari ulatan
bambu yang dibentuk seperti segitiga memanjang sesuai ukuran tubuh mayatnya.
Wisata ini lebih mengarah pada wisata misteri atau musium tulang, dimana
tengkorang dan tulang-tuang manusia dapat anda temukan disekeliling anda.
Faktanya, tidak semua mayat dapat dimakamkan
di tempat ini, hanya orang-orang yang meninggal secara wajar yang mayatnya
dapat dimakamkan disini selain itu juga mayat dari anak kecil yang gigi susunya
telah tanggal. Selain dari pada itu, orang yang meninggal karena kecelakaan
atau tak wajar lainnya akan dimakamkan di tempat yang berbena yakni 'Seme
Cerik'.
Konon
mitos yang beredar di masyarakat sekitar, ketika orang yang semasa hidupnya
selalu berbuat dosa dan dimakamkan di 'sema wayah' ini maka mayatnya akan
sangat lama mengalami pembusuakan. Namun orang yang semasa hidupnya sealu
berbuat baik, maka mayatnya akan cepat mengalami pembusukan.
Sumber
: http://www.wisatabaliutara.com/2014/12/keunikan-desa-trunyan-bali.html